Kamis, 25 April 2013
Minggu, 21 April 2013
Sabtu, 20 April 2013
Kamis, 11 April 2013
GREAT MOMENT IN UR LIFE
Unforgettable 6 days moments
The biggest last moments in my dormitory were held 3 weeks ago. All supervisors, including me planned the 5 fun and unforgettable days to get closer with all of dormitory members for about 375 students and one day for closing. The agenda that had been planned are : Out bond and walking together to ‘Politeknik House’ as the opening of this other big agenda that started after praying shubuh till at 12 pm. We know that doing fun thing and laughing together is the unforgettable moment in living in a group . By conducting outbound, we are as supervisors wanted to refresh their mind from the first year student’s activities that are so busy.
In outbound area, we were guided by 3 trainers and the leader’s name was Mr. Funny. Mr. Funny had no good-looking and dark skin, however he could make us laughing under the warmth of sunshine. When I saw him, I remembered with the most confident artist, Tukul Arwana. The next day, we held the ‘Open Book seminar- Serasa Bukan Serasi and the author was one of dormitory but not in one dormitory . Serasa bukan Serasi was written according to her true story about struggle, sorrow and her love. All resident of my dormitory attended enthusiastically. Not only she told about her book but also she gave motivation training. For 2 days the members got many experiences and motivation that I did hope they become more spirit to do habitual activities in dormitory . Serasa bukan Serasi could influenced the curiosity of us to be good lover, it was so interesting book.
Supervisors Community in Seminar Day 1
I was as the Host with my partner Day 3
The last day was closing, the champion of the participants contest would be announced. However, out of this agenda, the committee had informed the champions and they would performed again well. In the closing day, there were many guests that we invited such as the coordinator of other dormitories and the staff, the male and female advisors and especially for our dormitory’s master that we gave surprise birthday party to him in closing agenda. I could cacth the shocked face of master, Mr. Winata, he could say anything and could not hide his happiness. The last evaluation meeting, we were very grateful that the 6 days agenda were successful, although we were very tired.
Minggu, 10 Februari 2013
Sinopsis
Jane Eyre
Jane Eyre, seorang anak gadis yatim piatu tinggal bersama familinya di Gateshead, tepatnya bersama bibinya yang bernama Mrs.Reeds. Mrs.Reeds memiliki 3 orang anak 1 orang laki – laki yaitu John Reed, dan 2 orang anak perempuan yaitu Eliza dan Georgina. Disana Jane Eyre sering mengalami penderitaan selama masa kanak- kanaknya, ia sering mendapat perlakuan yang tidak adil dan tidak wajar dari saudara – saudaranya, bahkan dari pembantu keluarga Mrs.Reeds sekalipun. Sepupunya yang bernama John sering menghina dan kadang menyiksa Jane tanpa alasan. Suatu hari John melempari dahi Jane dengan buku hingga berdarah, tetapi Jane menyelamatkan diri namun ia malah diberi hukuman oleh Mrs.Reed dengan dikurung didalam ruangan yang disebut Red room (kamar mendiang Mr.Reed).
Ketika Jane berada dalam ruangan tersebut, ia mengalami kejadian aneh. Ia melihat sesuatu yang dikiranya adalah almarhum pamannya. Jane berteriak ketakutan, ia meminta tolong, namun usahanya tersebut sia – sia, tidak ada yang menolongnya seorang pun dirumah itu. Setelah kejadian itu, Jane jatuh sakit. Ia dirawat oleh seorang dokter yang bernama Mr.Llyod, beliau juga adalah orang yang menyarankan Mrs.Reed supaya Jane Eyre dikirim ke sebuah sekolah. Setelah beberapa hari kemudian Jane dikirim ke Lowood Institutional School, tempat dimana anak yatim piatu dididik, yang didirikan oleh Naomi Brocklehurst sekaligus sebagai pedonor keuangan sekolah tersebut. Disana Jane belajar membaca, musik dan menggambar. Keadaan di Lowood tidak begitu sejahtera, seringkali anak – anak murid makan bubur gosong atau mereka makan roti keras yang disediakan oleh pihak asrama. Jane tidak memiliki banyak teman, ia seorang penyendiri, kadang ia berbicara dengan Helen. Lama- Kelamaan mereka menjadi akrab. Jane mendapat banyak pengalaman dan sedikit pengetahuan agama dari Helen. Namun, suatu hari wabah penyakit thypus menyerang sekolah Lowood yang diakibatkan oleh pakaian dan makanan yang tidak memadai, terutama musim dingin. Wabah penyakit tersebut mnyebabkan banyak murid teserang hingga meninggal dunia, dan diantaranya adalah Helen. Jane sangat sedih kehilangan satu- satunya teman. Mulai saat itu masyarakat sekitar mulai menaruh perhatian terhadap sekolah Lowood, dan Mr.Blockerhurst tidak lagi memegang sepenuhnya hak sekolah tersebut.
Jane tinggal di Lowood selama 8 tahun, 6 tahun menjadi murid dan 2 tahun menjadi pengajarar. Hal ini dikarenakan saat itu Lowood sedang dalam kondisi krisis dan kekurangan tenaga pengajar. Selain itu guru kesayangan Jane yaitu Mrs.Temple keluar mengundurkan diri karena beliau akan menikah. Pada saat yang Sama juga, Jane memiliki keinginan untuk mencari pengalaman dan ingin melihat dunia luar, ia ingin merasakan kebebasan dirinya sebagai individu dan ingin mencari pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kemampuan dia. Suatu hari dia membaca koran dan berisi tentang lowongan pekerjaan untuk seorang guru privat. Jane sangant tertarik, ia tak menunggu lama untuk itu, ia mengirimkan lamarannya. Lamaran kerja tersebut tenyata mendapat balasan dari Mrs.Paitfax, beliau meminta Jane untuk segera datang ke Thornfield.
Setibanya disana, Jane mengalami perlakuan yang sangat baik dan ia merasa nyaman. Di Thornfield, beliau mengajar seorang gadis kecil bernama Adele Varens yaitu anak dari wanita simpanannya Mr.Rochester, pemilik Thornfield. Ketika Jane berada di Thornfield, ia mengalami banyak kejadian aneh. Mulai dari suara tawa seorang wanita yang sangat menakutkan yang berasal dari salah satu kamar pada saat ia sedang berjalan. Kemudian ia bertemu Mrs.Pairfax. Kebakaran terjadi di dalam kamar Mr.Rochester pada saat ia sedang tidur, dan tingkah laku Mrs.Poole. Serta cadar pengantin Jane yang tiba – tiba rusak. Semua kejanggalan itu baru terjawab ketika ia akan melangsungkan pernikahan dengan Mr.Rochester.
Sebelumnya Jane dan Mr.Rochester menjadi teman baik dan banyak melakukan diskusi tetang perkembangan belajar Adele, diskusi mata pelajaran yang akan diberikan oleh Jane, tapi tak jarang juga mereka berdiskusi tentang kehidupan yang mereka jalani.
Setelah mereka dekat, mereka memutuskan untuk menikah. Ketika mereka melakukan pemberkatan datanglah salah seorang yang mengaku sebagai adik dari istrinya Mr.rochester terdahulu yaitu Bertha Antoinetta Manson yang dahulu pernah dinikahi oleh Mr.Rochester. Tetapi pernikahan tersebut tidak berlangsung lama karena Bertha memiliki kelainan jiwa, beliau dikurung disalah satu kamar di rumah Thornfield dan Mrs.Poole adalah orang yang dibayar oleh Mr.Rochester untuk mengurus Mrs.Bertha. dan ternyarta semua keanehan – keanehan yang dialami oleh Jane disebabkan oleh Mrs.Bertha karena beliau cemburu pada Jane Eyre yang akan menikah dengan suaminya. Richard yaitu adiknya Mrs.Bertha berhasil menghalangi Jane dan Mr.Rochester untuk melangsungkan pernikahan. Mrs. Bertha meninggal ketika di Thornfield terjadi insiden kebakaran, saat itu Mrs.Bertha berusaha membakar gaun pernikahan Jane Eyre dan membakar kasur Mr.Rochester, ketika Richard datang menemui beliau, mereka baradu mulut dan Mrs. Bertha mengusir Jane. Ketika Mr.Rochester menghalang – halangi Mrs Bertha, Mrs.Bertha malah lompat dari atap dan akhirnya tewas. Semua kejadian itu membuiat Jane Eyre shock beliau meninggalkan Thornfield tanpa sepeser uang, dan tidak membawa barang barang apapun. Hanya baju yang ia kenakan. Ia sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi pada dirinya.
Jane berjalan sendirian menyusuri jalanan dengan keadaan fisik yang sangat lemah dan hampir pingsan. Beliau luntang – lantung di sampai ke Kota Whitcross, ia tidur di alam terbuka, kedinginan, kehujanan serta kelaparan sampai akhirnya ia tiba di MarsEnd.
Dalam keadaan tak berdaya, sampailah ia disebuah rumah. Ia mengetuk- ngetuk pintu rumah tersebut. Seorang perempuan membukakan pintu namun beliau malah mengusir Jane. Jane tidak beranjak pergi dari rumah tersebut karena ia sudah tidak memiliki tenaga, beliau mencoba mengemis meminta sedikit makanan tetapi pembantu rumah tersebut tidak mengasihinya sedikitpun. Tak lama kemudian datanglah seorang laki laki, pemilik rumah tersebut bernama St.John Rivers. Beliau adalah seorang pendeta dan memiliki 2 orang adik yaitu Diana dan Marry. Keduanya bekerja sebagai pengasuh dan seorang pembantu bernama Hannah. St.John Rivers membawa Jane masuk ke dalam rumahnya dan menyuruh pembantu serta saudara saudara nya merawat Jane.
Mereka merawat Jane Eyre sampai sembuh, bahkan Diana dan Marry mengajarinya Bahasa Jerman. Setelah lama kemudian, Jane meminta tolong St.John untuk mencarikan pekerjaan baginya karena Jane tidak ingin merepotkan orang orang yang telah menolongnya dan tidak ingin bergantung kepada mereka selamanya. Namun St, John melarangnya. Beberapa minggu kemudian MarsEnd ditutup karena keluarga St.John sudah tidak mempunyai uang lagi. Marry dan Diana harus kembali bekerja mengajar, sedangkan Jane bekerja sebagai guru dan pimpinan seekolah khusus perempuan yang didirikan oleh St.John. Suatu hari St.John membawa kabar bahagia, ia mengatakan bahwa Jane Eyre masih memiliki keluarga yaitu pamannya. Hal ini Sama sekali berbeda dengan yang dikatakan oleh Mrs. Reed bahwa Jane sudah tidak meiliki siapa-siapa, ia hanya seorang diri. St.John mengabarkan bahwa pamannya masih hidup dan beliau sempat datang ke Thornfield kediaman Mrs.Reeds, menanyakan keberadaan Jane, namun Mrs.Reed mengatakan bahwa Jane sudah tewas kena wabah penyakit ketika beliau sekolah di Lowood. Ternyata paman Jane meninggalkan harta untuknya sebagai warisan, dan kabar baiknya lagi bahwa Jane dan St.John adalah saudara sepupu. Paman Jane meminta mereka kembali ke MarsEnd dan Jane membagikan harta warisannya kepada mereka.
Setelah lama menetap kembali di MarsEnd, St.John dan Jane eyre menjadi akrab. St.John, seorang pendeta dan sering menyiarkan agama Kristen Protestan, memiliki perasaan simpati terhadap Jane dan ingin mengajak Jane keliling Asia sambil menyiarkan agamanya tersebut. Namun Jane masih bimbang dengan tawaran tersebut, dalam hati kecilnya ia masih ingat Mr.Rochester dan ia berharap dapat bertemu kembali. Suatu hari, ketika Jane Eyre dan St.John sedang berjalan-jalan sambil berbincang mengenai rencana beliau, tiba - tiba Jane Mendengar teriakan seorang laki- laki memanggil namaya. Jane mencari sumber suara tersebut. Jane berpamitan kepada saudara sepupunya untuk mencari Mr.Rochester ke Thornfield.
Sesampainya disana Jane takjub melihat keadaan Thornfield yang hancur, sepeti yang ia ingat dalam mimpi sebelum ia pergi ke gereja untuk mencari tahu apa yang terjadi di Thornfield dan bagaimana keadaan Mr.Rochester dari seorang pendeta. Pendeta itu mengatakan Thornfield dibakar oleh istri Mr.Rochester yang gila, sedangkan Mr.Rochester sendiri menjadi cacat dan buta saat berusaha menolong istrinya, dan sekarang Mr.Rochester tinggal bersama pembantunya di Ferudean.
Sesampainya di Thornfield dan bertemu dengan Mr.Rochester, Jane memutuskan untuk tinggal disana bersama dengan Mr.Rochester, dan akhirnya mereka pun menikah. Ketika St.John menerima kabar tersebut, ia tetap melakukan perjalannya ke Asia untuk misi misonarisnya.
Jane dan Mr.Rochester hidup bahagia, ketika Jane melahirkan anak pertama, kesehatan Mr.Rochester pulih dan matanya yang buta dapat melihat lagi
Selengkapnya...
Minggu, 18 November 2012
Jum’at, 16 November 2012
Saya, Iva, Mbak Ika, mbak Istaufa dan Siti berencana pergi ke Surabaya untuk berziarah ke makam sunan Ampel , salah satu 9 wali yang paling terkenal di Pulau Jawa dan biasa di panggil Raden Rahmatullah. Sebelum pergi saya berusaha untuk membeli tiket kereta api toh hari ini hari kedua liburan, kemungkinan tidak seramai hari libur pertama muharram pada hari kamis kemarin, tapi prasangkaku salah, tiket kereta api tujuan surabaya untuk pagi sampai sore sudah habis terjual. Perasaan ku menyesal kenapa saya terlambat bangun pagi, padahal rencanaku beli pukul 5 petang. Tapi tak apa, setelah berpikir meskipun berangkat harus naik bis, tapi kemungkinan pulang bisa naik kereta, dan benar masih ada tiket untuk tujuan malang tapi pukul 18.45 WIB, aku sempat berpikir mau ngapain setelah ziarah nanti, tempat wisata Surabaya lain, tak ada yang dekat dengan makam, tapi ini lebih menghemat pengeluaran. Setelah mereka berempat menyusul saya di terminal Malang Arjosari, kita bersama sama naik bus, dan sampai di teminal Bungur Asih jam setengah 10. Lalu kami naik bis kota. Selama naik bis kota kami melewati IAIN Sunan Ampel, yang sangat berebeda dengan UIN Malang. Saya beruntung bisa belajar di Kota Malang karena keadaannya sangat kondusif dan sejuk yang secara nyata memang sangat berbeda dengan ikon kota Surabaya yang begitu panas. Kami turun di halte kecil depan RSI Surabaya dan naik angkot ke makam yang kira-kira setengah jam perjalanan. Sewaktu perjalanan kami mengakui cukup lelah dan gerah, dan semoga dengan niat baik kami, kami mendapat berkahnya kapanpun. Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan keadaan kota surabaya yang sangat panas dan sibuk. Jujur ini pengalaman pertama saya berziarah ke sunan Ampel, dan saya pun sempat linglung mau ngapain lagi nanti setelah ziarah. Setelah itu kami berwudlu di tempat wudlu yang telah disediakan. Aku sangat terkesan dengan penataan makam sunan-sunan yang sangat rapi, menarik dan juga bersih. Ada tempat wudlu yang luas dan lebih dari 10 kamar mandi yang kecil untuk wanita dan laki-laki, lalu masjid laki-laki yang megah dan tradisional dengan ukiran kayu-kayu di tiang-tiang dalam masjid dan atap-atap yang tinggi pula. Kami melewati 2 pintu masuk yang besar tanpa pintu, pintu masuk khas zaman dulu. Pintu masuk yang kedua dipisahkan antara tempat ziarah laki-laki dan perempuan. Ketika kita membaca tahlil dan Yaasin, dengan duduk di bawah pohon yang sangat rindang disekitar makam-makam yang lain, hati saya terasa sejuk, dan subhanallah ditengah-tengak kota Surabaya yang panas, makam sunan Ampel terasa masih sejuk karena banyak alunan do’a-do’a mengiringi tempat itu. Sungguh maha besar Allah. Setelah berdo’a kami mengambil air minum, yang di sediakan dalam 4 gentong yang berjejer, terasa segar. Lalu kami menunggu adzan dzuhur dan sekaligus sholat jum’at berjama’ah bersama para jama’ah laki-laki yang akan bersiap-siap, kebetulan karena saya dan Iva sedang Udzur kami tidak diizinkan untuk istirahat di dalam masjid sederhana yang tidak semegah masjid laki-laki di belakang pas masjid khusus laki-laki, karena akan ada banyak jama’ah perempuan dan pengunjung yang ingin sholat berjama’ah yang berdatangan. Saya dan Iva berjalan-jalan ke pasar-pasar kecil oleh-oleh, baju dan souvenir di jalan masuk ke masjid dan makam, disana saya sering berpapasan dengan beberapa orang yang berwajah kearab-araban dan ada juga 2 pemuda arab yang asli berwajah arab, putih, bersih dan berhidung mancung dan ehm cakep juga hehehe . Ada kecelakaan kecil yang dialami Iva, kasian, tapi saya berusaha menenangkannya dan made it easy. Setelah sholat Jum’at, kami pergi mengunjungi pasar di dalam makam, yang banyk penjualnya yang berwajah Arab, saya tidak kaget, coz di sekitar Ampel juga di kenal sebgai kampung Arab. Kami sepertinya tidak menemukan, sesuatu yang menarik di pasar makam Sunan Ampel, karena tidak tahu kenapa kami sedikit ttidak punya mood untuk belanja atau memang kami “ Kanker” alias kantong kering. Setelah itu kami pergi makan siang di warung tepi jalan di depan pintu masuk sekaligus keluar. Saya ngga’ beli apa-apa untuk makan siang, saya lebih suka ngemil pentol atau semcamnya, karena sudah membuat perutku cukup kenyang. Siti, mbak Ika dan lainnya memesan bakso dan soto. Saya hanya makan buah dari penjual yang berasal dari Malang juga, dan Insya Allah manisnya buah asli dan bukan pemanis buatan, karena ada beberapa lebah yang hinggap di buahnya, saya diberitahu teman dan baca-baca artikel kalau ada penjual Kaki lima yang menjual buah dengan rasa manis asli dari buahnya maka lebah akan berdatangan. Tapi kalau pemanis buatan pasti tak akan ada lebah yang datang, hal ini di karenakan makhluk yang dinamakan lebah mampu mengenali bau atau aroma asli dari buah.
Selengkapnya...